Mengusung tema “Memberikan Harapan Melalui Kebersamaan,” Simposium ROICAM 2017 digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Dengan pembicara utama Prof. Dr. Rolf A Stahel, MD, selaku dewan eksekutif ESMO (Masyarakat Eropa untuk Onkologi Medis), ROICAM 2017 menekankan peran kolaborasi bersama dari multi-disiplin ilmu pengobatan untuk mengurangi penderitaan pasien kanker di Indonesia.
Simposium ini juga dihadiri oleh Prof. Otis W. Brawley yang menjabat sebagai CI Medical Officer dan Wakil Presiden Eksekutif Masyarakat Kanker Amerika (ACS). Salah satu tamu kehormatan simposium ini adalah Prof. Won Bo Wang, phD. dari Universitas Harvard yang telah melakukan beberapa riset terhadap fungsi TXL dalam menekan metastasis, angiogenesis dan perkembangan tumor.
Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal BMC Cancer pada tahun 2010, tim Prof. Wang menemukan bahwa TXL menekan lajur migrasi dan invasi beberapa sel kanker secara in vitro, dan mengurangi sekresi MMP-2, MMP-9, dan uPA. Pada kesimpulannya, TXL memiliki aktivitas anti-kanker yang luas, dan ideal digunakan sebagai agen untuk mendukung pengobatan kanker secara integratif dan komplementer.
Dikepalai oleh Dr. dr. Cosphiadi Irawan, simposium ROICAM 2017 dihadiri oleh para ahli hematologi onkologi dari kota-kota besar di Indonesia. Adapun topik-topik yang diusung antara lain Perspektif Immunoterapi sebagai Pengobatan Baru Kanker yang dibawakan oleh Dr. Siti Boedina Kresna, HIV/AIDS dan Infeksi Viral lainnya dalam Kanker yang dibawakan oleh Prof. Otis Brawley.
Pada kesempatan ini, Prof. Wang membawakan topik “Potensial TXL sebagai Obat Komplementer untuk Terapi Kanker.” Dalam seminarnya, Prof. Wang menjelaskan efek TXL dalam menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis, dan menekan metastasis/penyebaran sel kanker.
Dalam kesempatan ini, Prof. Dr. dr. A. Harryanto Reksodiputro juga menjelaskan secara singkat penelitian yang pernah beliau lakukan pada tahun 2011 mengenai efek immunomodulasi seluler TXL terhadap pasien kanker nasofaring.
TXL Phytoceutical
